Selasa, 18 Desember 2012

Mahar Terindah Part 1 : Ar-Rahmaan


Ku jangkau handphone yang letaknya tak jauh dariku. Dering yang terus menerus terdengar itu membuat aku semakin ingin tau siapa pemilik suara dibalik deringan itu. Tak ada nama bahkan nomor yang tertulis di layar handphone ku. Aku mulai geram karena telpon inilah yang terus mengganggu ku seminggu terakhir ini.
“Assalammualaikum..! kataku agak sedikit keras
Tak ada suara yang menyahut salamku. Hening di kejauhan sana.
“Maaf.., anda siapa ? tolong jangan ganggu saya..” pintaku sedikit keras sambil ku putuskan sambungan telponnya.
Aku beristigfar sambil menenangkan keadaanku. aku merasa kesal sekali, telpon itu selalu berbunyi tepat pukul 03.00 dini hari dalam seminggu terakhir ini.
“apa yang sebenarnya dia inginkan ?” tanyaku dalam hati
Aku segera beranjak dari ujung tempat tidurku untuk bertahajjud. Setelah aku keluar dari tempat wudhu, dering itu terdengar lagi dan aku sangat yakin itu dari orang yang sama. Segera ku berlari kecil menuju suara dering yang ada di meja samping tempat tidurku. Dugaanku benar. Tanpa ragu lagi ku reject panggilannya dan ku matikan handphoneku.
“Ya Allah..maukah kau beritahu aku siapa yang sedang mengganggu ku itu ? aku benar-benar merasa terusik. Gara-gara telpon itu tahajjudku terasa tak khusyuk. Ya Allah.. sesungguhnya Engkau Maha Tahu dan aku tidak Tahu.” Pintaku dalam doa
Aku beranjak ke arah meja belajarku untuk mengambil alquran kecil berwarna pink lengkap dengan terjemahannya. Alquran itu adalah alquran terjemahan pertamaku yang kubeli dengan uang hasil mengajar privat ku sebulan yang lalu. Selama ini jika mengaji aku hanya membaca saja tanpa mendalami makna yang ingin disampaikan karena aku tak punya quran terjemahan itu. kini aku telah memilikinya dan benar-benar membuatku takjub akan isinya.
Aku mulai membuka surah ke 55 dari Alquran kesayanganku itu. aku selalu membacanya setalah tahajjudku. Surah ini mengajarkan kita akan kepemurahan dzat yang memiliki raga ini dengan memberikan nikmat yang tak terhingga bagi kehidupan dunia dan akhirat kita. Dia mengajarkan manusia berbicara,Pohon- pohonan dan tumbuh-tumbuhan tunduk kepada –Nya, dan seluruh alam merupakan nikmat-Nya terhadap ummat manusia.
“Ar-rahmaan. ‘Al Lamal Quran. Kholakol insaan. ‘Allamahul bayaan…
Tak terasa bulir bening mulai mengalir di pipiku ini. memberikan sentuhan rasa hangat dan asin. Aku mengusapnya dengan tissue yang memang sudah aku sediakan. Aku tahu karena aku pasti akan menangis ketika membaca surah ini sampai aku menyelesaikannya. Tak jarang aku baru bisa mengakhiri bacaanku sampai waktu shubuh karena terlalu mendalami surah tersebut.
Aku kembali untuk memperbarui wudhuku yang tidak batal untuk segera menunaikan ibadah sholat shubuh yang bagi sebagian orang sangatlah gampang ditinggalkan. Mereka lebih memilih untuk tidur dari pada memenuhi panggilan Sang Maha Kasih.
“Safa.” Suara ibu yang memanggilku dari luar. Aku segera membukakannya pintu dan mengucapkan salam padanya.
“Kau menangis lagi Safa ?” Tanya ibuku yang sudah sangat tahu penyebab aku menangis. Aku hanya mengangguk dan mengiyakan pertanyaan ibu.
“Semoga kau selalu dalam kasih sayang Yang Maha Rahman.” Permintaan ibuku yang tak asing lagi ku dengar. Aku mengamini doa ibu dan segera menutup pintu kamarku.
Di luar sana embun pagi sudah turun membasahi seluruh isi bumi. Tak pernah absen setiap harinya. Tak pernah pilih kasih dalam berbagi kesejukan. Begitu juga dengan rasa syukurku yang tak pernah hilang saat shubuh telah datang. Betapa Maha Rahman nya Allah yang masih memberikan nikmat yang begitu dahsyat pada semua Hambanyanya tanpa melihat apakah dia taat atau ingkar.
“Fabiiayyi alaa irobbikuma Tukadziban.” Ucapku lirih sambil menutup shubuh hari ini dengan ketakjuban luar biasa.