Selasa, 18 Oktober 2011

Suamiku Suaminya

“ kang.. kapan kita menikah..? kita sudah lama seperti ini. Orang tua ku juga sudah memaksa ku untuk menikah. Bahkan mereka akan menjodohkan aku jika aku tak kunjung menikah tahun ini.” Kata yuli sedih.

“sabar ya, akang sedang berusaha agar dapat mengumpulkan biaya untuk pesta pernikahan kita nanti.”

“kang rudi, yuli sudah sabar menunggu. Lagi pula yuli ga butuh pesta yang mewah, yang penting yuli dan akang resmi menjadi suami istri.” Kata yuli lagi. mereka membicarakan hal ini sambil menikmati pemandangan sungai di depan mereka. Air yang jernih mengalir sesuai dengan perasaan mereka saat itu. Gemercik air yang terdengar seperti alunan indah mampu membawa mereka pada indahnya mahligai pernikahan. Serta pancaran surya pagi yang memantul dari air sungai dan mengenai tubuh mereka mampu menciptakan suasana hangat dalam kehidupan keluarga yang penuh cinta. Kicau burung pun menambah ramai angan mereka dengan kehadiran anak-anak yang lucu. Tapi mereka harus menghentikan semua khayalan mereka karena suara yang mengagetkan mereka tiba-tiba terdengar nyaring di kedua telinga mereka. Mereka berdua menoleh kebelakang. Dilihatnya seorang pemuda bertubuh besar, kulitnya sawo matang dan mampu dikatakan seorang laki-laki yang banyak diincar oleh para wanita.

“rudi…!!!” teriak pria bertubuh kekar itu. sontak mereka berdua terkejut dan segera berdiri menghadapnya.

“kang.. yuli takut kang.” Kata yuli cemas

“tenang yuli, dia tak akan berani menyakiti mu selam ada akang yang melindungimu.” Rudi coba menenangkanku. Aku dan rudi masih diam di tempat kami berdiri. Sedangkan agus datang menghampiri kami. dia terlihat sangat marah sekali. Memang sejak lama agus sudah menginginkanku. Bahkan sejak aku masih dudk di kelas 3 SMA sedangkan dia sudah bekerja di kantor milik ayahnya. Usia ku dan usinya hanya berbeda 4 tahun saja. sedangkan usia ku dengan kang rudi hanya berbeda 2 tahun.

“apa yang kalian lakukan disini. ! berduaan seperti orang yang tak bermoral..!” katanya dengan nada keras.

“apa yang kamu lakukan juga tak bermoral. Berteriak sesuka hati.!” Kata kang rudi membalas cemohan agus.

“hey.. pemuda miskin.. kamu berani berkata seperti itu yah.. kamu pikir kamu hebat..!” kata agus kemudian. Perdebatan diantara mereka terus terjadi. Mereka tak ada yang mau mengalah satu sama lain. Hingga akhirnya mereka salinh adu kekuatan. Yuli berusaha melerai mereka. Tapi mereka tetap tak memperdulikannya. Keributan yang terjadi dilihat oleh warga yang sedang berlalu-lalang. Tak lama kemudian para warga dan ketua rt datang ketempat mereka berkelahi. Setelah mendengar teguran pak rt mereka segera menghentikan perkelahian mereka. Agus dan rudi tertunduk malu. Akhirnya mereka berdua berdamai setelah pak rt menyuruh mereka saling jabat tangan. Meskipun telah berdamai tetapi diantara mereka masih terlihat dendam yang tersimpan. Semua warga bubar setelah mereka berdua berdamai. Termasuk agus, yuli dan rudi. Setelah rudi sampai dirumahnya. Sang ayah sudah menunggunya. Rupanya ayah rudi marah karena kelakuan rudi yang dianggap bikin malu keluarga. Rudi akhinya dimarahi habis-habisan oleh sang ayah. Namun ayah rudi masih dapat mengontrol emosinya sehingga tak satupun pukulan melayang kearah rudi. Ibunya hanya diam tak bersua. Setelah ayahnya merasa puas memarahinya rudi disuruh untuk mengantarkan pesanan pigura ke teman ayahnya sebagai hukuman untuknya. Setelah bada’ dzuhur rudi pun pergi mengantarkan pigura milik teman ayahnya. Pigura itu berukuran sangat besar. Ayahnya memang merupakan pengrajin pigura. Banyak pigura-pigura cantik dan bagus yang sudah lahir dari tangan ayahnya. Setelah satu jam rudi mengendarai sepeda motornya. Sampailah ia dirumah teman ayahnya itu. rudi segera memarkirkan motornya di halaman rumah. Rumah itu tampak sepi. Rudi berjalan kearah rumah dan berhenti di depan pintu sang pemilik rumah. Ia mengucapkan salam sambil mengetuk pintu rumah itu. tak lama rudi menunggu, akhirnya pintu dibuka. Alangkah kagetnya rudi. Seorang wanita cantik dengan balutan gamis yang membuatnya tampak anggun dan indah dipandang. Juga dengan jilbab yang mengurai hingga menutup sampai kedadanya. Sungguh wanita yang menjadi idaman para lelaki untuk menjadikannya istri. Kulitnya juga putih bersih. Tampaklah ia seperti bidadari dari syurga.

“kenapa ayah tak pernah bercerita bahwa ia punya teman yang memiliki anak bak bidadari.” Batinnya. Tingkah laku rudi mungkin mengherankan bagi gadis muslimah itu. hingga pada saat rudi tersadar didepannya sudah berdiri teman ayahnya itu.

“nak.. silahkan masuk dulu. Tidak baik berdiri didepan pintu.” Ajak pak yusuf.

Pak yusuf masuk dan diikuti rudi dibelakangnya. Pak yusuf mempersilahkan rudi duduk. Mereka memulai cerita mereka dengan menanyakan kabar masing-masing juga kabar tentang ayah serta ibu rudi. Mereka tak pernah bertemu sebelumya. Rudi hanya sering mendengar tentang pak yusuf dari ayahnya saja. pak yusuf adalah pelanggan langganan ayahnya. Jadi ayahnya sering menceritakannya disaat rudi membantu ayahnya membuat pigura. Biasanya rudi juga tak pernah mengantarkan pigura buatan ayahnya itu kerumah pak yusuf. Kebetulan saja ayahnya sedang tak enak badan sehingga rudi harus menagntarkan pigura itu sekaligus hukuman buatnya. Mata rudi masih mencari-cari sosok gadis cantik yang ditemuinya barusan. Pak yusuf seakan mengerti mimic wajah rudi.

“sedang mencari seseorang nak?” Tanya pak yususf

Mendengar pertanyaan tersebut rudi terkejut. Ia segera menghentikan lirikan matanya dan menjadi salah tingkah.

“ti..tidak pak..”

Mereka berdua kemudian tertawa. Disela tawa mereka, gadis yang dicari rudi sejak tadi keluar dengan membawa nampan berisi teh hangat dan kue ringan.

“subhanallah…sungguh wanita yang sempurna. Dia bidadari.” Rudi membatin. Pandangannya terus kea rah gadis itu. hingga akhirnya rudi tak sadar bahwa ia sudah hilang dibalik pintu.

“silahkan diminum rudi.”

“terimakasih pak.”

Tanpa bertanya pak yusuf seakan mengerti maksud dari rudi. Pak yusuf dapat melihat dengan jelas bahwa rudi ingin sekali mendapatkan banyak informasi tentang anaknya.

“dia itu anak semata wayang saya. Namanya ainul mardiah. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan S1 nya di Australia seminggu yang lalu. Dia akan menikah 3 bulan lagi setelah 2 hari yang lalu kami menerima lamaran dari keluarga pak mahdi yang tinggal di ujung jalan sana. Anaknya yang bernama dimas adalah mahasiswa jepang yang Juga S1.” Jelas pak yusuf. Mendengar penjelasan pak yusuf tentang rencana pernikahan ainul mardiah remuk redam hati rudi. Rudi merasa putus asa sekali. Tapi ia coba untuk menyembunyikan perasaannya agar pak yusuf tak mengetahui apa yang dirasa oleh hatinya. Rudi merasa semakin hancur jika terus berada di rumah pak yusuf. Akhirnya rudi pamit pulang agar hatinya semakin hancur. Di dalam perjalanan pulang rudi tak habis pikir tentang perasaannya itu. ia ak percaya mengapa hatinya begitu hancur ketika mengetahui gadis yang baru pertama kali di kenalnya berencana menikah dengan orang lain. Bahkan perasaannya kepada yuli tak secemburu yang dirasakannya pada ainul ketika agus mencoba menggoda yuli yang sudah menjadi kekasihnya sejak lulus sma. Bahkan posisi yuli dapat tergusur dari hatinya ketika ia melihat ainul tadi. Semakin memikirkannya rudi semakin bingung. Ia menjadi tidak konsentrasi dalam menegndarai sepeda motornya. Akibatnya rudi jadi hilang kendali. Sepeda motor yang dibawanya jatuh tergulir. Ia pun jatuh tapi massih sadarkan diri. Ia coba bangun dibantu dengan beberapa warga yang lewat disekitarnya. Saat rudi sadarkan diri ia sudah berada di kamar tidurnya di emani dengan ayah dan ibunya disampingnya. Rudi hanya menjelaskan bahwa ia merasa kurang enak badan sehingga tidak konsentrasi dalam mengendarai motornya. Setelah rudi menceritakannya rudi meminta kepada kedua orangtuanya untuk meninggalkannya sendiri. rudi terus dibayang-bayangi oleh wajah cantik ainul juga pesta pernikahan yang akan digelar oleh ainul dan dimas. Hati rudi seakan tak rela ainul menjadi milik orang lain. Kini rudi bagai buah simalakama. Ia benar-benar dilanda dilemma yang hebat. Ia tidak yakin bisa mempertahankan cintanya pada yuli atau dia akan berusaha keras untuk menjadikan ainul miliknya didunia maupun diakhirat kelak. sementara itu, kabar kecelakaan rudi terdengar oleh yuli. Keaadaan ini memaksa yuli untuk menjenguk rudi. Yuli membawakan parcel buah-buahan untuk rudi. Kedatangan yuli telah diketahui orang tua rudi yang sedang duduk santai di teras rumah mereka. Yuli datang dengan senyum yang manis serta keramah-tamahannya. Orang tua rudi pun menyambutnya dengan baik. Setelah beberapa saat bercerita dengan orang tua rudi, yuli dipersilahkan untuk menemui rudi dikamarnya. Orang tua rudi percaya pada yuli dan rudi tidak akan berbuat yang melanggar aturan agama tanpa sepengetahuan mereka. Senyum yang mengembang dilihat rudi ketika ia membukakan pintu buat yuli. Rudi membalas senyum yuli bercampur rasa ragu.

“akang tidak apa-apa.”( sambil meletakkan buah-buahan di meja dan segera duduk di tempat tidur rudi).

“yuli.. akang tidak apa-apa. Yuli tidak usah kawatir ya.” ( berdiri membelakangi yuli).

“syukurlah akang tidak apa-apa. Oh ya kang, yuli sudah bilang pada orangtua yuli, mereka setuju dengan rencana pernikahan kita walaupun tak semewah orang lain. Akang juga bisa pakai uang tabungan yuli untuk melamar yuli. Yuli ikhlas kang, asalkan akang bisa jadi suami yuli. Yuli ga bisa lama menunggu kang. Akang tahu kan, jika sampai tahun ini yuli tidak menikah juga maka ayah yuli akan menjodohkan yuli dengan laki-laki keparat itu kang. Demi Allah kang, yuli ga pengen punya suami seperti agus kang.” Kata yuli dengan lembut. Mendengar permohonan yuli hati rudi tersentuh. Ia merasa bersalah jika harus meninggalkan orang yang selama ini memberikan perhatian padanya, selalu ada buatnya tetapi ia juga tidak bisa mencegah hatinya untuk mengusir baying-bayang ainul.

“kang.. kenapa akang diam ? ada yang akang pikirkan.” Pertanyaan yuli tersebut mengagetkannya.

“tidak yuli, akang hanya bingung.”

“bingung.. akang bingung apa ? akang ragu pada yuli ? atau akang tidak cinta lagi pada yuli ?” kata yuli cemas

“tidak bukan itu, akang takut tidak bisa membahagiakan yuli kelak.”

“apapun kelak yang terjadi pada yuli dan akang, yuli tak akan menyalahkan akang dengan tidak bisa membahagiakan yuli.” Semua kata-kata yang keluar dari mulut yuli dirasakan rudi sangat tulus. Namun ia belum bisa memberikan kepastian yang jelas tentang hubungan mereka. Sebelum bertemu dengan ainul rudi sangat yakin akan memperistri yuli, tetapi sekarang perasaannya berubah ketika dia bertemu dengan ainul.

“baiklah kang, tidak enak jika yuli berlam-lama disini. Yuli kasih waktu akang sampai besok. Jika akang tidak memberikan keputusan akang maka yuli bersedia untuk menjadi istri agus. Dan akang akan melihat yuli menangis setiap hari hingga akhirnya yuli menjadi sesosok tubuh tak bernyawa. Yuli pamit kang.” Kata yuli sambil meninggalkan rudi. Orang tua rudi kaget ketika melihat yuli keluar dengan derai air mata. Ibu rudi segera menemui rudi untuk mencari tahu sebabnya. Rudi segera menceritakan semua kejadian dari awal ia mengenal ainul hingaga ajakan menikah yuli. Ibunya memperlihatkan rasa kasihan pada anaknya itu.

“rudi.. lebih baik kamu menerima saja yuli sebagai istri mu. Toh sebelum kamu bertemu dengan ainul kamu sudah berencana untuk menikah dengannya. Lagi pula yuli itu juga cantik dan baik, dia juga santun pada ibu dan ayah. Di bandingkan ainul yuli hanya tidak mengenakan jilbab. Nanti setelah menikah,kau kan bisa menyuruhnya memakai jilbab. Lagi pula, ainul itu kan sudah dilamar oleh dimas. Tidak pantas kau mengharapkan wanita yang sudah akan menikah. Ibu yakin menikahi yuli adalah keputusan yang terbaik.” Kata ibu retno menasehati anaknya. Keesokan harinya rudi sudah menunggu yuli di tempat biasa. Rudi akan memberikan keputusannya di depan sungai yang akan menjadi saksi cintanya. Tak lama rudi menunggu yuli sudah tiba. Tanpa basa-basi yuli segera menanyakan keputusan rudi. Rudi segera memberitahukan keputusannya bahwa ia mau menjadi suaminya. Yuli saat itu senang mendengar keputusan rudi. Rudi pun menampakkan wajh senag meskipun ia masih belum bisa melupakan ainul.

“maafkan aku yuli, aku akn berusaha menghapus baying ainul dan mencintaimu sepenuhnya.” Rudi membatin. Setelah seminggu berlalu, acara lamaran pun digelar. Keluarga rudi datang kekediaman yuli. Mereka telah menentukan tanggal pernikahan mereka. Hari bahagia itu jatuh tepat bersamaan saat pernikahan ainul dan dimas. Sampai hari pernikahannya tiba rudi masih belum bisa melupakan ainul. Di hadapan penghulu rudi terlihat gugup. Tapi untungnya rudi tidak perlu mengulang ucapan ijabnya. Kini rudi telah resmi menjadi suami yuli. Dan saat itu pula ainul resmi menjadi istri dari dimas. Babak kehidupan baru bagi mereka pun dimulai. Meskipun rudi berasal dari keluarga yang sederhana ia tidak mau mengajak istrinya untuk tinggal bersama kedua orang tuanya. Rudi mengajak yuli untuk tinggal di rumah sewaan yang cukup luas untuk mereka berdua. Rencananya rumah itu hanya ditempati untuk sementara sampai mereka mampu mempunyai rumah sendiri. enam bulan pertama pernikahan mereka rudi sudah mampu melupakan ainul. Selain itu yuli pun sudah mengandung anak pertama mereka. Hal ini membantu rudi untuk melupakan ainul. Mereka menjalankan rumah tangga yang benar-benar mesra sekali. Suatu saat rudi sedang bersantai di teras rumahnya.

“kang.. ini teh buat akang.( duduk disamping rudi sambil meletakkan gelas dimeja)

“terima kasih ya sayang.” Kata rudi sambil tersenyum genit. Tiba-tiba arah pembicaraan yuli mengagetkan rudi sehingga the yang diminumnya membeuatnya tersedak.

“kang.. yuli punya teman. Kebetulan waktu dia menikah sama dengan hari pernikahan kita.”

“oh ya siapa?.” Tanya rudi

“namanya dimas kang, dia anak teman ayah. Waktu kecil aku sering banget main bareng dia. Dulu dia itu mahasiswa jepang loh kang?” jelas yuli. Rudi kaget mendengar kalimat terakhir yuli. Dia pikir teman istrinya adalah dimas yang lain yang hanya mempunyai kesamaan nama dengan suami ainul. Ternyata mereka adalah orang yang sama.

“memangnya kenapa dengan dimas teman mu itu ? apa istrinya juga sedang mengandung sama sepertimu ?” Tanya rudi penasaran

“bukan itu kang ini lebih menyedihkan lagi.” kata yuli meneruskan.

“menyedihkan bagaimana ?” Tanya rudi cepat.

“seminggu yang lalu suaminya meninggal karena tabrakan mobil saat pulang kerja. Saat dalam perjalanan kerumah sakit nyawa suaminya sudah tidak tertolong lagi. sekarang istrinya tinggal bersama orang tuanya. Kasihan ya kang ?” kata yuli mengakhiri penjelasannya.

Rudi yang mendengar peristiwa sadis itu berekspresi kurang wajar. Ia mengeluarkan air mata seakan ia menjadi bagian dari penderitaan ainul. Yuli yang melihatnya itu menjadi heran. Yuli merasa ada sesuatu yang erat hubungannya dengan peristiwa itu sampai-sampai suaminya menjadi aneh. Rudi tidak sadar bahwa yuli sedang memperhatikannya. Ia baru sadar ketika yuli beranjak meninggalkannya sendirian. Yuli merasa kesal ketika mendengar suaminya terus- menerus meyebut nama ainul yang ia tahu ainul adalah istri dari dimas temannya. Rudi lalu masuk dan memberikan penjelasan kepada yuli bahwa ia pernah mengenal ainul sebelum menikah dengan yuli. Bahkan rudi juga menceritakan perasaan dilemanya ketika harus memilih yuli atau ainul yang akhirnya ia putuskan untuk menikahi yuli. Sempat ada rasa marah di hati yuli karena ia hampir dicampakkan karena ainul. Tapi ia berusaha untuk mengerti keadaan suaminya sekarang. Lima bulan sudah berlalu sejak kabar duka itu terdengar oleh rudi. Kini rudi dan yuli sudah tidak tinggal di rumah sewaan lagi. mereka sudah mempunyai rumah baru dan juga yuli sudah melahirkan anak pertamanya yang sudah berusia 2 bulan. Sejak sebulan terakhir saat di rumah baru mereka, suaminya menjadi jarang pulang. Rudi mengaku bahwa ia banyak tugas lembur di kantor hingga harus pulang larut malam. Yuli juga mengaku bahwa suaminya kurang memberikan perhatiaan lagi padanya. Yuli merasakan bahwa suaminya sedang membagi kasih sayangnya dengan wanita lain. Hal ini pun di buktikan yuli. Ketika menemukan beberapa foto pernikahan. Di foto itu terlihat jelas suaminya sedang mengucapkan ijab Kabul. Hanya saja yuli tak mengenali siapa wanita yang menjadi istri kedua suaminya itu. perasaan yuli hancur berkeping-keping. Ingin rasanya ia pergi dan membawa anaknya jauh dari kehidupan suami yang sudah menghianatinya. Suami yang selalu di tunggunya pulang ternyata ada bersama wanita lain. Pantas saja suaminya hanya berada di rumah setiap 2 hari sekali. Malam ini adalah malam dimana suaminya akan pulang kerumahnya. Ketika rudi datang yuli tak menyambutnya. Ia hanya diam duduk di sofa.

“apa yang kau lakukan sayang ? kenapa tak menjawab salam ku ?” tanyanya heran sambil duduk di hadapan yuli. Seketika air mata yuli jatuh berderai. Rudi tak mengerti apa yang sedang dialami oleh istrinya. Ia kemudian mendekati istrinya tetapi yuli segera berteriak agar rudi tak mendekat kearahnya.

“cukup..! cukup..! kau berbohong. ! aku.. aku tak suka kebohongan yang kamu lakukan ? selam ini aku mencintaimu dengan tulus ! tapi apa.. kamu berlaku curang dibelakangku.!”( sambil menangis dan marah )

“tenangkan dirimu. Maafkan aku sayang, aku ..aku akui bahwa aku telah memadu mu. Tapi sungguh aku masih sangat mencintaimu. Aku hanya ingin menolong ainul yang di tinggal pergi suaminya. Aku tak sanggup jika dia harus membesarkan anaknya sendiri. aku mohon sayang, mengertilah.” Mohon rudi

“tapi apa mesti kamu yang menikahinya ? bukankah di luar sana masih ada laki-laki lain yang mau menikahinya.! Aku tak perduli ! sekarang kamu pilih aku atau dia ?! aku tak mau lama menunggu!” kata yuli tegas lalu meninggalkan suaminya yang masih mematung di ruang tamu mereka. Rudi masih bingung harus memberikan keputusan yang tepat untuk masalahnya. Tak lama kemudian yuli keluar dengan membawa koper dan anaknya itu. rudi segera mencegah mereka. Yuli tetap ngotot hingga akhirnya keributan mereka sampai keluar rumah. Yuli terus berlari dan rudi terus mengejarnya.

Brukk…

Rudi jatuh tak berdaya. Darah keluar dari semua lubang yang ada di tubuhnya. Yuli menghentikan larinya dan berteriak melihat suaminya jatuh tertabrak mobil yang mengangkut puluhan buah kelapa. Saat yuli berada di samping suaminya, ia hanya mendengar permintaan maaf suaminya dan permintaan terakhir suaminya agar tidak membenci ainul karena saat menikahi ainul, rudi mengaku tak beristri. Yuli terus menangis hingga jasad tak bernyawa itu masuk kedalam perut bumi. Sebagai amanat suaminya ia mencoba untuk tidak membenci ainul. Bahkan kini ia dan ainul tinggal bersama sebagai istri yang selalu mendoakan suami mereka. Mereka berjanji untuk tidak lagi menikah. Cukup rudi sebagai suami mereka berdua. Suami untukku dan suami untuknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar